Pelvic Imflamatory Disease (Penyakit Tadang Panggul)

DEFINISI
Penyakit Radang Panggul (Salpingitis, PID, Pelvic Inflammatory Disease) adalah suatu peradangan pada tuba falopii (saluran menghubungkan indung telur dengan rahim).

Peradangan tuba falopii terutama terjadi pada wanita yang secara seksual aktif.
Resiko terutama ditemukan pada wanita yang memakai IUD.

Bisasanya peradangan menyerang kedua tuba.
Infeksi bisa menyebar ke rongga perut dan menyebabkan peritonitis.

PENYEBAB
Peradangan biasanya disebabkan oleh infeksi bakteri, dimana bakteri masuk melalui vagina dan bergerak ke rahim lalu ke tuba falopii.
90-95% kasus PID disebabkan oleh bakteri yang juga menyebabkan terjadinya penyakit menular seksual (misalnya klamidia, gonore, mikoplasma, stafilokokus, streptokokus).

Infeksi ini jarang terjadi sebelum siklus menstruasi pertama, setelah menopause maupun selama kehamilan.
Penularan yang utama terjadi melalui hubungan seksual, tetapi bakteri juga bisa masuk ke dalam tubuh setelah prosedur kebidanan/kandungan (misalnya pemasangan IUD, persalinan, keguguran, aborsi dan biopsi endometrium).

Penyebab lainnya yang lebih jarang terjadi adalah:

  • Aktinomikosis (infeksi bakteri)
  • Skistosomiasis (infeksi parasit)
  • Tuberkulosis.
  • Penyuntikan zat warna pada pemeriksaan rontgen khusus.

    Faktor resiko terjadinya PID:

  • Aktivitas seksual pada masa remaja
  • Berganti-ganti pasangan seksual
  • Pernah menderita PID
  • Pernah menderita penyakit menular seksual
  • Pemakaian alat kontrasepsi yang bukan penghalang.
  • GEJALA
    Gejala biasanya muncul segera setelah siklus menstruasi.
    Penderita merasakan nyeri pada perut bagian bawah yang semakin memburuk dan disertai oleh mual atau muntah.

    Biasanya infeksi akan menyumbat tuba falopii. Tuba yang tersumbat bisa membengkak dan terisi cairan. Sebagai akibatnya bisa terjadi nyeri menahun, perdarahan menstruasi yang tidak teratur dan kemandulan.
    Infeksi bisa menyebar ke struktur di sekitarnya, menyebabkan terbentuknya jaringan parut dan perlengketan fibrosa yang abnormal diantara organ-organ perut serta menyebabkan nyeri menahun.

    Di dalam tuba, ovarium maupun panggul bisa terbentuk abses (penimbunan nanah).
    Jika abses pecah dan nanah masuk ke rongga panggul, gejalanya segera memburuk dan penderita bisa mengalami syok.
    Lebih jauh lagi bisa terjadi penyebaran infeksi ke dalam darah sehingga terjadi sepsis.

    Gejala lainnya yang mungkin ditemukan pada PID:

  • Keluar cairan dari vagina dengan warna, konsistensi dan bau yang abnormal
  • Demam
  • Perdarahan menstruasi yang tidak teratur atau spotting (bercak-bercak kemerahan di celana dalam
  • Kram karena menstruasi
  • Nyeri ketika melakukan hubungan seksual
  • Perdarahan setelah melakukan hubungan seksual
  • Nyeri punggung bagian bawah
  • Kelelahan
  • Nafsu makan berkurang
  • Sering berkemih
  • Nyeri ketika berkemih.
  • DIAGNOSA
    Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala dan hasil pemeriksaan fisik.
    Dilakukan pemeriksaan panggul dan perabaan perut.

    Pemeriksaan lainnya yang biasa dilakukan:

  • Pemeriksaan darah lengkap
  • Pemeriksan cairan dari serviks
  • Kuldosentesis
  • Laparoskopi
  • USG panggul.
  • PENGOBATAN
    PID tanpa komplikasi bisa diobati dengan antibiotik dan penderita tidak perlu dirawat.

    Jika terjadi komplikasi atau penyebaran infeksi, maka penderita harus dirawat di rumah sakit.
    Antibiotik diberikan secara intravena (melalui pembuluh darah) lalu diberikan per-oral (melalui mulut).
    Jika tidak ada respon terhadap pemberian antibiotik, mungkin perlu dilakukan pembedahan.
    Pasangan seksual penderita sebaiknya juga menjalani pengobatan secara bersamaan dan selama menjalani pengobatan jika melakukan hubungan seksual, pasangan penderita sebaiknya menggunakan kondom.

    Disseminated Intravascular Coagulation (DIC)

    Pengertian
    Disseminated Intravascular Coagulation (DIC) adalah suatu keadaan dimana bekuan-bekuan darah kecil tersebar di seluruh aliran darah, menyebabkan penyumbatan pada pembuluh darah kecil dan berkurangnya faktor pembekuan yang diperlukan untuk mengendalikan perdarahan.


    PENYEBAB
    Keadaan ini diawali dengan pembekuan darah yang berlebihan, yang biasanya dirangsang oleh suatu zat racun di dalam darah.
    Karena jumlah faktor pembekuan berkurang, maka terjadi perdarahan yang berlebihan.

    # Orang-orang yang memiliki resiko paling tinggi untuk menderita DIC: Wanita yang telah menjalani pembedahan kandungan atau persalinan disertai komplikasi, dimana jaringan rahim masuk ke dalam aliran darah
    # Penderita infeksi berat, dimana bakteri melepaskan endotoksin (suatu zat yang menyebabkan terjadinya aktivasi pembekuan)
    # Penderita leukemia tertentu atau penderita kanker lambung, pankreas maupun prostat.

    Orang-orang yang memiliki resiko tidak terlalu tinggi untuk menderita DIC:
    # Penderita cedera kepala yang hebat
    # Pria yang telah menjalani pembedahan prostat
    # Terkena gigitan ular berbisa.

    GEJALA
    DIC biasanya muncul tiba-tiba dan bisa bersifat sangat berat.

    Jika keadaan ini terjadi setelah pembedahan atau persalinan, maka permukaan sayatan atau jaringan yang robek bisa mengalami perdarahan hebat dan tidak terkendali.
    Perdarahan bisa menetap di daerah tempat penyuntikan atau tusukan; perdarahan masif bisa terjadi di dalam otak, saluran pencernaan, kulit. Otot dan rongga tubuh.

    Bekuan darah di dalam pembuluh darah yang kecil bisa merusak ginjal (kadang sifatnya menetap) sehingga tidak terbentuk air kemih.

    DIAGNOSA
    Pemeriksaan darah menunjukkan:
    – penurunan jumlah faktor pembekuan
    – adanya bekuan-bekuan kecil yang tidak biasa
    – sejumlah besar hasil pemecahan bekuan darah.

    PENGOBATAN
    Penyebabnya harus dicari dan diatasi, apakah gangguan kebidanan, infeksi atau kanker.
    Jika penyebabnya diatasi, maka gangguan pembekuan bisa berkurang.

    DIC bisa berakibat fatal, sehingga harus diatasi sesegera mungkin.
    Diberikan transfusi trombosit dan faktor pembekuan untuk menggantikan kekurangand an menghentikan perdarahan.
    Untuk memperlambat pembekuan kadang diberikan heparin. (medicastore)

    Kelainan Kongenital Pada Sistim Pencernaan

    I.ATRESIA ESOPHAGUS
    a. Definisi Atresia Esophagus
    Atresia Esofagus adalah esofagus (kerongkongan) yang tidak terbentuk secara sempurna.Pada atresi esofagus, kerongkongan menyempit atau buntu; tidak tersambung dengan lambung sebagaimana mestinya. Kebanyakan bayi yang menderita atresia esofagus juga memiliki fistula trakeoesofageal (suatu hubungan abnormal antara kerongkongan dan trakea/pipa udara).
    b. Etiologi/ penyebab Atresia Esophagus
    Sampai saat ini belum diketahui zat teratogen apa yang bisa menyebabkan terjadinya kelainan Atresia Esofagus, hanya dilaporkan angka rekuren sekitar 2 % jika salah satu dari saudara kandung yang terkena. Namun saat ini, teori tentang tentang terjadinya atresia esofagus menurut sebagian besar ahli  tidak lagi berhubungan dengan kelainan genetic.Perdebatan tentang proses embriopatologi masih terus berlanjut, dan hanya sedikit yang diketahui.
    c. Tanda Gejala/ Manifestasi Klinik Atresia Esophagus
    Gejalanya bisa berupa:
    • mengeluarkan ludah yang sangat banyak
    • terbatuk atau tersedak setelah berusaha untuk menelan
    • tidak mau menyusu
    • sianosis (kulitnya kebiruan).
    II. ATRESIA BILIER
    a. Definisi Atresia Bilier
    Atresia Bilier adalah suatu keadaan dimana saluran empedu tidak terbentuk atau tidak berkembang secara normal. Fungsi dari sistem empedu adalah membuang limbah metabolik dari hati dan mengangkut garam empedu yang diperlukan untuk mencerna lemak di dalam usus halus. Pada atresia bilier terjadi penyumbatan aliran empedu dari hati ke kandung empedu. Hal ini bisa menyebabkan kerusakan hati dan sirosis hati, yang jika tidak diobati bisa berakibat fatal.
    b. Penyebab/ Etiologi Atresia BilierAtresia bilier terjadi karena adanya perkembangan abnormal dari saluran empedu di dalam maupun diluar hati. Tetapi penyebab terjadinya gangguan perkembangan saluran empedu ini tidak diketahui.
    Atresia bilier ditemukan pada 1 dari 15.000 kelahiran.
    c. Tanda Gejala/ Manifestasi Klinik Atresia Bilier
    Gejala biasanya timbul dalam waktu 2 minggu setelah lahir, yaitu berupa:
    • air kemih bayi berwarna gelap
    • tinja berwarna pucat
    • kulit berwarna kuning
    • berat badan tidak bertambah atau penambahan berat badan berlangsung lambat
    • hati membesar.
    Pada saat usia bayi mencapai 2-3 bulan, akan timbul gejala berikut:
    • gangguan pertumbuhan
    • gatal-gatal
    • rewel
    • tekanan darah tinggi pada vena porta (pembuluh darah yang mengangkut darah dari lambung, usus dan limpa ke hati).
    II. FIBROSIS KISTIK
    a. Definisi Fibrosis Kistik
    Fibrosis Kistik adalah suatu penyakit keturunan yang menyebabkan kelenjar tertentu menghasilkan sekret abnormal, sehingga timbul beberapa gejala; yang terpenting adalah yang mempengaruhi saluran pencernaan dan paru-paru.
    b. Penyebab/ Etiologi Fibrosis KistikFibrosis kistik merupakan suatu kelainan genetik.Gen ini mengendalikan pembentukan protein yang mengatur perpindahan klorida dan natrium melalui selaput sel. Jika kedua gen ini abnormal, maka akan terjadi gangguan dalam pemindahan klorida dan natrium, sehingga terjadi dehidrasi dan pengentalan sekresi.

    Fibrosis kistik menyerang hampir seluruh kelenjar endokrin (kelenjar yang melepaskan cairan ke dalam sebuah saluran). Pelepasan cairan ini mengalami kelainan dan mempengaruhi fungsi kelenjar:

    • Pada beberapa kelenjar (misalnya pankreas dan kelenjar di usus), cairan yang dilepaskan (sekret) menjadi kental atau padat dan menyumbat kelenjar. Penderita tidak memiliki berbagai enzim pankreas yang diperlukan dalam proses penguraian dan penyerapan lemak di usus sehingga terjadi malabsorpsi (gangguan penyerapan zat gizi dari usus) dan malnutrisi.
    • Kelenjar penghasil lendir di dalam saluran udara paru-paru menghasilkan lendir yang kental sehingga mudah terjadi infeksi paru-paru menahun.
    • Kelenjar keringat, kelenjar parotis dan kelenjar liur kecil melepaskan cairan yang lebih banyak kandungan garamnya dibandingkan dengan cairan yang normal.
    c. Tanda Gejala/ Manifestasi Klinik Fibrosis Kistik
    Ileus mekonium (salah satu bentuk penyumbatan usus pada bayi baru lahir) terjadi pada 17% penderita fibrosis kistik. Mekonium adalah bahan berwarna hijau gelap yang keluar sebagai tinja pertama pada bayi baru lahir.Pada penderita fibrosis kistik, mekoniumnya kental dan mengalir lebih lambat sehingga bisa menyumbat usus. Penyumbatan usus bisa menyebabkan perforasi pada dinding usus atau menyebabkan usus terpuntir. Mekonium juga bisa tersangkut di usus besar atau anus dan menyebabkan penyumbatan sementara.Bayi yang menderita ileus mekonium hampir selalu mengalami gejala fibrosis kistik lainnya di kemudian hari.

    Gejala awal dari fibrosis kistik pada bayi yang tidak mengalami ileus mekoneum seringkali berupa penambahan berat badan yang buruk pada usia 4-6 minggu.

    Berkurangnya jumlah sekresi pankreas yang sangat penting untuk pencernaan lemak dan protein menyebabkan terjadinya gangguan pencernaan pada 85-90% bayi yang menderita fibrosis kistik. Bayi sering buang air besar dengan tinja yang banyak, berbau busuk dan berminyak, disertai perut yang buncit.
    Meskipun nafsu makannya normal atau tinggi, tetapi pertumbuhan bayi berlangsung lambat. Bayi tampak kurus dan memiliki otot yang lembek. Gangguan penyerapan vitamin yang larut dalam lemak (vitamin A, D, E dan K) bisa menyebabkan rabun senja, rakitis, anemia dan kelainan perdarahan.

    Pada 20% bayi dan balita yang tidak diobati, lapisan usus besar menonjol ke anus (keadaan ini disebut prolaps rektum).Bayi yang mendapatkan susu kedele atau ASI bisa menderita anemia dan pembengkakan karena mereka tidak menyerap protein dalam jumlah yang memadai.Sekitar separuh anak-anak yang menderita fibrosis kistik memiliki gejala berikut:

    • batuk terus menerus
    • bunyi nafas mengi (bengek)
    • infeksi saluran pernafasan
    • Batuk seringkali disertai oleh tersedak, muntah dan sulit tidur.
    IV. OMFALOKEL Dan GASTRISCHISIS
    a. Definisii Omfalokel Dan Gastrischisis
    Gastroskisis adalah keluarnya usus dari titik terlemah di kanan umbilikus dimana usus akan berada di luar rongga perut tanpa dibungkus peritoneum dan amnion.
    Gastroskisis adalah bentuk amfalokel yang mengalami ruptur.
    Gastroskisis terbentuk akibat kegagalan fusi somite dalam pembentukan dinding abdomen sehingga dinding abdomen sebagian tetap terbuka, dan usus sebagian besar berkembang di luar rongga abdomen janin.
    b. Etiologi/ Penyebab Gastrikisis
    Etiologi gastroskisis masih belum jelas, walaupun telah ada hipotesa yang mengatakan gastroskisis diakibatkan oleh pecahnya selaput ketuban dalam uterus pada basis tali pusat.
    Gastroskisis bukan merupakan kelainan yang diturunkan. Tekanan oksigen yang rendah pada usia 9 bulan kehamilan meningkatkan kejadian gastroskisis 10 kali lipat. Dapat juga disebabkan oleh defisiensi asam folat atau tripan salisilat biru.
    Etiologi embriologi dianggap kegagalan fusi lipatan dinding abdomen sefalit kaudal dan lateral dengan calert sentral yang mengakibatkan penghambatan lipatan dinding lateral dan terjadi omfalokel/gastroskisis pada garis tengah yang rendah dan epigastrium.
    C. Manifestasi Klinik Gastroskisis
    Gastroskisis merupakan suatu kelainan ketebalan dinding perut yang lokasinya biasanya di sebelah kanan umbilikus. Usus yang keluar dari lubang abdomen memperlihatkan tanda-tanda peritonitis kimia sebagai akibat pengeluaran cairan amnion. Usus menjadi tebal, pendek dan kaku dengan edema yang jelas di dinding usus. Karena pengendapan dan iritasi cairan amnion dalam kehidupan intra uterin. Peristaltis tidak ada, kadang-kadan terjadi iskemik karena puntiran kelainan fascia. Usus tampak pendek, rongga abdomen janin menjadi sempit. Pada anak memperlihatkan gambaran udara sebagai hasil dilatasi perut dan usus kecil bagian proksimal, isi intra abdominal normal jelas terlihat dengan kelainan, yang mana herniasi terjadi pada periode post natal.
    V.BIBIR SUMBING
    a. Definisi Bibir Sumbing
    Sumbing secara sederhana dapat diartikan sebagai adanya suatu celah. Contohnya pada bibir, jika terdapat celah pada bibis maka dikatakan bibir sumbing.

    b. Penyebab/ Etiologi Bibir Sumbing

    Dasar penyebab terjadinya bibir sumbing belum dimengerti secara keseluruhan. Dikatakan merupakan gabungan antara genetik dan lingkungan. Faktor lingkungan seperti infeksi virus (misal rubella) dan agen teratogenik (seperti steroid, antikonvulsan) selama trimester pertama kehamilan, telah dicurigai berkaitan erat dengan terjadinya sumbing. Resiko terjadinya sumbing juga meningkat dengan semakin tuanya usia orangtua, terutama lebih dari 30 tahun, dengan usia sang ayah nampaknya lebih merupakan faktor signifikan dibandingkan usia ibu.

    c. Gejala Klinis/ Manifestasi Klinik Bibir Sumbing

    Gejala klinis sangat bervariasi. Sumbing bibir juga diklasifikasikan menjadi unilateral (hanya sebelah / satu sisi) dan bilateral (melibatkan dua sisi bibir), serta lengkap dan tidak lengkap. Bibir sumbing tidak lengkapditandai oleh garis sumbing yang tidak mencapai dasar lubang hidung (nasal sill). Dalam hal ini nasal sill harus intak, dan bagian ini sering disebut sebagai Simonart’s band. Bibir sumbing lengkap melibatkan seluruh ketebalan bibir dan prosesus alveolaris (palatum primer), meluas menuju nasal sill dan tidak terdapat Simonart’s band, serta sering disertai sumbing palatum (sumbing langit-langit). Biasanya sebagai konsekuensi adanya bibir sumbing, hidung juga mengalami perubahan bentuk.
    VI. ATRESIA ANI
    a. Definisi Atresia Ani
    Atresia ani atau anus imperforata disebut sebagai malformasi anorektal, adalah suatu kelainan kongenital tanpa anus atau dengan anus tidak sempurna.
    ATRESIA ANI adalah kelainan bawaan yang harus segera ditangani dan sesungguhnya dapat dicegah oleh ibu hamil dan dapat diobati dengan penanganan yang serius dan sesuai prosedur agar jumlah penderita dapat ditekan yang kini telah mencapai 4000 kelahiran hidup yang sebagian besar bayi dengan kelainan bentuk anurectum lahir dalam keadaan prematur.
    b. Penyebab/ etiologi Atresia Ani
    Atresia anorectal terjadi karena ketidaksempurnaan dalam proses pemisahan. Secara embriologis hindgut dari apparatus genitourinarius yang terletak di depannya atau mekanisme pemisahan struktur yang melakukan penetrasi sampai perineum. Pada atresia letak tinggi atau supra levator, septum urorectal turun secara tidak sempurna atau berhenti pada suatu tempat jalan penurunannya.
    Atresia dapat disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain:
    • Putusnya saluran pencernaan dari atas dengan daerah dubur sehingga bayi lahir tanpa lubang dubur
    • Kegagalan pertumbuhan saat bayi dalam kandungan berusia 12 minggu ( + 3 bulan)
    • Adanya gangguan atau berhentinya perkebangan embriologik di daerah usus, rektum bagian distal serta traktus urogenitalis, yang terjadi antara minggu keempat sampai keenam usia kehamilan.
    VII. HIRSCHSPRUNG
    a. Definisi Hirschsprung
    Hirschsprung terjadi karena adanya permasalahan pada persarafan usus besar paling bawah, mulai anus hingga usus di atasnya. Syaraf yang berguna untuk membuat usus bergerak melebar menyempit biasanya tidak ada sama sekali atau kalopun ada sedikit sekali. Namun yang jelas kelainan ini akan membuat BAB bayi tidak normal, bahkan cenderung sembelit terus menerus. Hal ini dikarenakan tidak adanya syaraf yang dapat mendorong kotoran keluar dari anus
    Dalam keadaan normal, bahan makanan yang dicerna bisa berjalan di sepanjang usus karena adanya kontraksi ritmis dari otot-otot yang melapisi usus (kontraksi ritmis ini disebut gerakan peristaltik). Kontraksi otot-otot tersebut dirangsang oleh sekumpulan saraf yang disebut ganglion, yang terletak dibawah lapisan otot. Pada penyakit Hirschsprung, ganglion ini tidak ada, biasanya hanya sepanjang beberapa sentimeter. Segmen usus yang tidak memiliki gerakan peristaltik tidak dapat mendorong bahan-bahan yang dicerna dan terjadi penyumbatan. Penyakit Hirschsprung 5 kali lebih sering ditemukan pada bayi laki-laki. Penyakit ini kadang disertai dengan kelainan bawaan lainnya, misalnya sindroma Down.
    Gejala-gejala yang mungkin terjadi:
    • segera setelah lahir, bayi tidak dapat mengeluarkan mekonium (tinja pertama pada bayi baru lahir)
    • tidak dapat buang air besar dalam waktu 24-48 jam setelah lahir perut menggembung muntah
    • diare encer (pada bayi baru lahir)
    • berat badan tidak bertambahmalabsorbsi.
    c. Etiologi penyakit hirscprung
    • Keturunan karena penyakit ini merupakan penyakit bawaan sejak lahir.
    • Faktor lingkungan
    • Tidak adanya sel-sel ganglion dalam rectum atau bagian rektosigmoid kolon.
    • Ketidakmampuan sfingter rectum berelaksasi
    d. Manifestasi Klinis Hirschsprung
    1.     Masa neonatal
    • Gagal mengeluarkan mekonium dalam  48 jam setelah lahir
    • Muntah berisi empedu
    • Enggan minum
    • Distensi abdomen
    2.     Masa bayi dan kanak-kanak
    • Konstipasi
    • Diare berulang
    • Tinja seperti pita, berbau busuk
    • Distensi abdomen
    • Gagal tumbuh

    Penyakit Alzheimer

    .Penyakit
    Alzheimer adalah penyakit pikun banyak menyerang orang
    pada usia tua. Resiko untuk
    mengidap penyakit Alzheimer,
    meningkat seiring dengan
    pertambahan usia. biasanya
    bermula pada usia 65 tahun, seseorang mempunyai resiko
    5% mengidap penyakit ini dan
    akan meningkat dua kali lipat
    setiap tahunnya. Namun sejarah membuktikan
    bahwa pesakit pertama yang
    dikenal pasti pengidapnya
    adalah wanita dalam usia
    kurang dari 50 tahun. Di
    negara maju seperti Amerika Serikat saat ini ditemukan
    lebih dari 4 juta orang usia
    lanjut penderita penyakit
    Alzheimer. Angka ini
    diperkirakan akan meningkat
    sampai hampir 4 kali di tahun 2050. Hal tersebut berkaitan
    dengan lebih tingginya harapan
    hidup pada masyarakat di
    negara maju, sehingga populasi
    penduduk lanjut usia juga
    bertambah.
    Meskipun penyakit ini
    ditemukan hampir satu abad
    yang lalu, ia tidak sepopuler
    penyakit lain, seperti sakit
    jantung, hipertensi, Sindrom
    Pernafasan Akut Parah (SARS) dan sebagainya. Alzheimer bukan penyakit yang menular,
    melainkan merupakan penyakit
    dengan karakter yang
    menyerang pada sel – sel otak, sehingga otak tampak
    mengeruk dan mengecil.
    Alzaimer juga sering di
    katakan sebagai penyakit yang
    sering menjangkit ke orang
    tua. Pada sekitar 1950-an
    diperkirakan 2,5 juta
    penduduk dunia mengidap
    penyakit ini, dan mencapai
    enam milyar orang pada tahun
    2000. WHO memperkirakan lebih dari satu milyar orang
    tua yang berusia lebih dari 60
    tahun atau 10 persen
    penduduk dunia mengidap
    Alzheimer pada tahun 2003. Peningkatan ini disebabkan
    dengan semakin banyak
    penduduk dunia yang berusia
    lanjut, peningkatan masa hidup
    hingga umur 80 tahun bagi
    wanita dan 75 tahun bagi lelaki. Selain itu, penjagaan
    kesehatan yang lebih baik,
    tingkat perkawinan menurun,
    perceraian bertambah dan
    mereka yang kawin tetapi
    tidak banyak anak. Penelitian klinis terbaru
    menunjukkan suplementasi
    dengan asam lemak omega-3 dapat memperlambat
    menurunan fungsi kognitif
    pada penderita alzheimer
    ringan.
    Gejala-gejala Alzaimer sendiri
    meliputi gejala yang ringan
    sampai berat. ada sepuluh tanda – tanda adanya menurunya fungsional
    yang disebabkan oleh
    kelainan yang terjadi pada
    otak (Alzheimer) antara lain:
    1. Gangguan memori yang
    yang mempengaruhi
    keterampilan pekerjaan,
    seperti; lupa
    meletakkan kunci mobil,
    mengambil baki uang, lupa nomor telepon atau
    kardus obat yang biasa
    dimakan, lupa
    mencampurkan gula
    dalam minuman, garam
    dalam masakan atau cara-cara mengaduk
    air.
    2. Kesulitan melakukan
    tugas yang biasa
    dilakukan, seperti; tidak
    mampu melakukan
    perkara asas seperti
    menguruskan diri sendiri.
    3. Kesulitan bicara dan
    berbahasa
    4. Disorientasi waktu,
    tempat dan orang,
    seperti; keliru dengan
    keadaan sekitar rumah,
    tidak tahu membeli
    barang ke kedai, tidak mengenali rekan-rekan
    atau anggota keluarga
    terdekat.
    5. Kesulitan mengambil
    keputusan yang tepat
    6. Kesulitan berpikir
    abstrak, seperti; orang
    yang sakit juga
    mendengar suara atau
    bisikan halus dan
    melihat bayangan menakutkan.
    7. Salah meletakkan
    barang
    8. Perubahan mood dan
    perilaku, seperti;
    menjadi agresif, cepat
    marah dan kehilangan
    minat untuk
    berinteraksi atau hobi yang pernah
    diminatinya.
    9. Perubahan kepribadian,
    seperti; seperti
    menjerit, terpekik dan
    mengikut perawat ke
    mana saja walaupun ke
    WC.
    10. Hilangnya minat dan
    inisiatif Orang yang sakit Alzheimer
    juga kadangkala akan berjalan
    kesana sini tanpa sebab dan
    pola tidur mereka berubah.
    Orang yang sakit Alzheimer
    akan lebih banyak tidur pada waktu siang dan terbangun di
    waktu malam. Secara Umum,
    orang sakit yang didiagnosa
    mengidap penyakit ini
    meninggal dunia akibat radang
    paru-paru atau pneumonia. Ini disebabkan, oleh waktu itu
    orang yang sakit Alzheimer
    tidak melakukan sembarang
    aktivitas yang lain. Menurut Penelitian dari
    McLean Hospital Brain Bank
    Of Hardvard University
    penyakit Alzheimer ada 5 dari
    10 kasus yang menunjukan
    infeksi dari penyakit ini antara lain:
    – Pengidap hipertensi yang
    mencapai usia 40 tahun ke
    atas
    – mengidap kencing manis
    – Kurang berolah raga – Tingkat Kolesterol yang
    tinggi
    – Faktor keturunan
    (mempunyai keluarga yang
    mengidap penyakit ini pada
    usia 50-an) PARA ilmuwan berhasil
    menemukan mekanisme
    genetika dalam pengembangan
    sistem jaringan saraf di otak
    yang akan menjadi bagian dari
    pengobatan baru untuk penyakit Alzheimer, selain itu
    juga pengaruh obat-obatan
    perangsang fungsional jaringan
    otak juga diperlukan seperti:
    1. Donepezil adalah obat yang diminum secara oral
    untuk mengobati penyakit
    Alzheimer taraf rendah hingga
    medium. Donepezil tersedia
    dalam bentuk tablet oral.
    Biasanya diminum satu kali sehari sebelum tidur, sebelum
    atau sesudah makan. Dokter
    anda akan memberikan dosis
    rendah pada awalnya lalu
    ditingkatkan setelah 4 hingga
    6 minggu. Efek samping yang sering
    terjadi sewaktu minum
    Donepezil adalah sakit kepala,
    nyeri seluruh badan, lesu,
    mengantuk, mual, muntah,
    diare, nafsu makan hilang, berat badan turun, kram,
    nyeri sendi, insomnia, dan
    meningkatkan frekwensi buang
    air kecil.
    2. Rivastigmine adalah obat yang diminum secara oral
    untuk mengobati penyakit
    Alzheimer taraf rendah hingga
    medium. Setelah enam bulan
    pengobatan dengan
    Rivastigmine, 25-30% penderita dinilai membaik pada
    tes memori, pengertian dan
    aktivitas harian dibandingkan
    pada pasien yang diberikan
    plasebo hanya 10-20%.
    Rivastigmine biasanya diberikan dua kali sehari setelah makan. Karena efek sampingnya pada
    saluran cerna pada awal
    pengobatan, pengobatan
    dengan Rivastigmine umumnya
    dimulai dengan dosis rendah,
    biasanya 1,5 mg dua kali sehari, dan secara bertahap
    ditingkatkan tidak lebih dari 2
    minggu. Untuk pemilihan obat
    pikun atau obat Alzheimer
    yang tepat ada baiknya anda
    harus periksakan diri dan konsultasi ke dokter.

    Kehamilan Dengan Penyakit Jantung

    Penyakit Jantung Pada
    Kehamilan
    1) Pengertian Kehamilan akan menimbulkan
    perubahan pada sistem
    kardiovaskuler. Wanita dengan
    penyakit kardiovaskuler dan
    menjadi hamil, akan terjadi
    pengaruh timbal balik yang dapat merugikan kesempatan
    hidup wanita tersebut.
    Pada kehamilan dengan jantung
    normal, wanita dapat
    menyesuaikan kerjanya
    terhadap perubahan-perubahan secara fisiologis. Perubahan tersebut
    disebabkan oleh : a) Hipervolemia: dimulai sejak
    kehamilan 8 minggu dan
    mencapai puncaknya pada
    28-32 minggu lalu menetap
    b) Jantung dan diafragma
    terdorong ke atas oleh karena pembesaran rahim. Dalam kehamilan : 1. Denyut jantung dan nadi:
    meningkat
    2. Pukulan jantung: meningkat
    3. Tekanan darah: menurun
    sedikit. Maka dapat dipahami bahwa
    kehamilan dapat memperbesar
    penyakit jantung bahkan dapat
    menyebabkan payah jantung
    (dekompensasi kordis).
    Frekuensi penyakit jantung dalam kehamilan berkisar
    antara 1-4%. Penyakit yang
    paling banyak dijumpai adalah
    penyakit hipertensi,
    tirotoksikosis, dan anemia. Pengaruh kehamilan
    terhadap penyakit
    jantung, saat-saat yang
    berbahaya bagi penderita
    adalah : 1. Pada kehamilan 32-36
    minggu, dimana volume darah
    mencapai puncaknya
    (hipervolumia).
    2. Pada kala II, dimana
    wanita mengerahkan tenaga untuk mengedan dan
    memerlukan kerja jantung
    yang berat.
    3. Pada Pasca persalinan,
    dimana darah dari ruang
    intervilus plasenta yang sudah lahir, sekarang masuk ke
    dalam sirkulasi darah ibu.
    4. Pada masa nifas, karena
    ada kemungkinan infeksi Pengaruh penyakit jantung
    terhadap kehamilan : 1) Dapat terjadi abortus.
    2) Prematuritas
    3) Dismaturitas
    4) Lahir dengan Apgar rendah
    atau lahir mati.
    5) Kematian janin dalam rahim (KJDR). Patofisiologi Wanita normal yang mengalami
    kehamilan akan mengalami
    perubahan fisiologik dan
    anatomik pada berbagai sistem
    organ yang berhubungan
    dengan kehamilan akibat terjadi perubahan hormonal di
    dalam tubuhnya, Perubahan
    yang terjadi dapat mencakup
    sistem gastrointestinal,
    respirasi, kardiovaskuler,
    urogenital, muskuloskeletal dan saraf Perubahan yang terjadi
    pada satu sistem dapat saling
    memberi pengaruh pada sistem
    lainnya dan dalam
    menanggulangi kelainan yang
    terjadi harus mempertimbangkan perubahan
    yang terjadi pada masing-
    masing sistem, Perubahan ini
    terjadi akibat kebutuhan
    metabolik yang disebabkan
    kebutuhan janin, plasenta dan rahim. Adaptasi normal yang dialami
    seorang wanita yang mengalami
    kehamilan termasuk sistem
    kardiovaskuler akan
    memberikan gejala dan tanda
    yang sukar dibedakan dari gejala penyakit jantung.
    Keadaan ini yang menyebabkan
    beberapa kelainan yang tidak
    dapat ditoleransi pada saat
    kehamilan. Pada wanita hamil
    akan terjadi perubahan hemodinamik karena
    peningkatan volume darah
    sebesar 30-50% yang dimulai
    sejak trimester pertama dan
    mencapai puncaknya pada usia
    kehamilan 32-34 minggu dan menetap sampai aterm.
    Sebagian besar peningkatan
    volume darah ini menyebabkan
    meningkatnya kapasitas rahim,
    mammae, ginjal, otot polos
    dan sistem vascular kulit dan tidak memberi beban sirkulasi
    pada wanita hamil yang sehat.
    Peningkatan volume plasma
    (30-50%) relatif lebih besar
    dibanding peningkatan sel
    darah (20-30%) mengakibatkan terjadinya
    hemodilusi dan menurunya
    konsentrasi hemoglobin.
    Peningkatan volume darah ini
    mempunyai 2 tujuan yaitu
    pertama mempermudah pertukaran gas pernafasan,
    nutrien dan metabolik ibu dan
    janin dan kedua mengurangi
    akibat kehilangan darah yang
    banyak saat kelahiran. Peningkatan volume darah ini
    mengakibatkan cardiac output
    saat istirahat akan meningkat
    sampai 40%. Peningkatan
    cardiac output yang terjadi
    mencapai puncaknya pada usia kehamilan 20 minggu. Pada
    pertengahn sampai akhir
    kehamilan cardiac output
    dipengaruhi oleh posisi tubuh.
    Sebagai akibat pembesaran
    uterus yang mengurangi venous return dari ekstremitas bawah. Diagnosis a. Elektrokardiografi Pemeriksaan EKG sangat aman
    dan dapat membantu
    menjawab pertanyaan rang
    spesifik. Kehamilan dapat
    menyebabkan interpretasi dari
    variasi gelombang ST-T lebih sulit dari yang biasa, Depresi
    segmen ST inferior sering
    didapati pada wanita hamil
    normal. Pergeseran aksis QRS
    kekiri sering didapati, tetapi
    deviasi aksis kekiri yang nyata (-30°) menyatakan adanya
    kelainan jantung. b) Ekokardiografi Pemeriksaan ekokardiografi,
    termasuk Doppler sangat aman
    dan tanpa risiko terhadap ibu
    dan janin. Pemeriksaan
    tranesofageal ekokardiografi
    pada wanita hamil tidak dianjurkan karena risiko
    anestesi selama prosedur
    pemeriksaan radiografi. Semua
    pemeriksaan radiografi harus
    dihindarkan terutama pada
    awal kehamilan. Pemeriksaan radiografi mempunyai risiko
    terhadap organogenesis
    abnormal pada janin, atau
    malignancy pada masa kanak-
    kanak terutama leukemia. Jika
    pemeriksaan sangat diperlukan sebaiknya dilakukan pada
    kehamilan lanjut, dosis radiasi
    seminimal mungkin dan
    perlindungan terhadap janin
    seoptimal mungkin. c) Radionuklide Beberapa pemeriksaan
    radionuklide akan mengikat
    albumin dan tidak akan
    mencapai fetus, pemisahan
    akan terjadi dan eksposure
    terhadap janin mungkin terjadi. Sebaiknya
    pemeriksaan ini dihindarkan.
    Adakalanya pemeriksaan
    ventilasi pulmonal/perfusi scan
    atau scan perfusi miokard
    thallium diperlukan saat kehamilan. Diperkirakan
    eksposur terhadap fetua
    rendah. d) Magnetic Resonance
    Imaging Meskipun tidak tersedia
    informasi mengenai keamanan
    prosedur MRI pada evaluasi
    wanita hamil dengan
    kehamilan, dilaporkan tidak
    didapati efek fetal yang merugikan bila digunakan pada
    tujuan yang lain. Pemeriksaan
    ini mesti dihindarkan pada
    wanita dengan implantasi pacu
    jantung atau defibrillator. Klasifikasi Klasifikasi tidak hanya
    didasarkan gejala klinis.
    Klasifikasi berikut didasarkan
    pada Disability yang lampau
    dan sekarang serta tidak
    dipengaruhi oleh tanda-tanda fisik : 1) Kelas I Tidak teganggu
    (Uncompromised), pasien
    dengan penyakit jantung dan
    tidak ada pembatasan dalam
    aktivitas fisik. Mereka tidak
    memperlihatkan gejala insufisiensi jantung atau
    merasakan nyeri angina. 2) Kelas II Agak terganggu (Slightly
    compromised) : Pasien dengan
    penyakit jantung dan sedikit
    pembatasan aktivitas fisik.
    Pada wanita ini merasa tidak
    nyaman (Discomfort) dalam bentuk rasa lelah berlebihan,
    palpitasi, dispnea, atau nyeri
    angina. 3) Kelas III Jelas terganggu ( Markedly
    Compromised) : Pasien dengan
    pembatasan penyakit jantung
    dan pembatasan nyata
    aktifitas fisik. Mereka nyaman
    dalam keadaan istirahat, tetapi aktivitas yang kurang dari
    biasa menyebabkan rasa tidak
    nyaman berupa kelelahan
    berlebihan, palpitasi, dispnea,
    atau nyeri angina. 4) Kelas IV Terganggu parah (Severely
    Compromised) : Pasien dengan
    penyakit jantung dan tidak
    mampu melakukan aktifitas
    fisik apapun tanpa merasa
    tidak nyaman. Gejala insufisiensi jantung atau
    angina dapat timbul bahkan
    dalam keadaan istirahat, dan
    apabila mereka melakukan
    aktifitas fisik apapun, rasa
    tidak nyaman bertambah. Penatalaksanaan Pada Kehamilan 1. Memberikan pengertian
    kepada ibu hamil untuk
    melaksanakan pengawasan
    antenatal yang teratur.
    2. Kerjasama dengan ahli
    penyakit dalam atau kardiolog. 3. Pencegahan terhadap
    kenaikan berat badan dan
    retensi air yang berlebihan.
    Jika terdapat anemia, harus
    diobati.
    4. Timbulnya hipertensi atau hipotensi akan memberatkan
    kerja jantung, hal ini harus
    diobati.
    5. Bila terjadi keluhan yang
    agak berat, seperti sesak
    napas, infeksi saluran pernapasan, dan sianosis,
    penderita harus dirawat di
    rumah sakit.
    6. Skema kunjungan
    antenatal: setiap 2 minggu
    menjelang kehamilan 28 minggu dan 1 kali seminggu
    setelahnya.
    7. Harus cukup istirahat,
    cukup tidur, diet rendah
    garam, dan pembatasan jumlah
    cairan. 8. Pengobatan khusus
    bergantung pada kelas
    penyakit : a. Kelas I Tidak memerlukan pengobatan
    tambahan. b. Kelas II Biasanya tidak memerlukan
    terapi tambahan. Mengurangi
    kerja fisik terutama antara
    kehamilan 28-36 minggu. c. Kelas III Memerlukan digitalisasi atau
    obat lainnya. Sebaiknya
    dirawat di rumah sakit sejak
    kehamilan 28-30 minggu. d. Kelas IV Harus dirawat di rumah sakit
    dan diberikan pengobatan,
    bekerjasama dengan kardiolog. Pada Persalinan Penderita kelas I dan kelas II
    biasanya dapat meneruskan
    kehamilan dan bersalin per
    vaginam, namun dengan
    pengawasan yang baik serta
    kerjasama dengan ahli penyakit dalam.
    a) Bila ada tanda-tanda payah jantung (dekompensasi kordis) diobati dengan digitalis.
    Memberikan sedilanid dosis
    awal 0,8 mg dan ditambah
    sampai dosis 1,2-1,6 mg
    intravena secara perlahan-
    lahan. Jika perlu, dapat diulang 1-2 kali dalam dua
    jam. Di kamar bersalin harus
    tersedia tabung berisi oksigen,
    morfin, dan suntikan
    diuretikum. b) Kala II yaitu kala yang kritis bagi penderita. Bila
    tidak timbul tanda-tanda
    payah jantung, persalinan
    dapat ditunggu, diawasi dan
    ditolong secara spontan. Dalam
    20-30 menit, bila janin belum lahir, kala II segera
    diperpendek dengan ekstraksi
    vakum atau forseps. Kalau
    sosio sesarea dengan lokal
    anestesi/lumbal/kaudal di
    bawah pengawasan beberapa ahli multidisiplin. c) Untuk menghilangkan
    rasa sakit boleh diberikan obat analgesik seperti petidin
    dan lain-lain. Jangan diberikan
    barbiturat (luminal) atau
    morfin bila ditaksir bayi akan
    lahir dalam beberapa jam. d) Kala II biasanya berjalan seperti biasa. Pemberian
    ergometrin dengan hati-hati,
    biasanya sintometrin
    intramuskuler adalah aman. Penderita kelas III dan IV
    tidak boleh hamil karena
    kehamilan sangat
    membahayakan jiwanya. Bila
    hamil, segera konsultasikan ke
    dokter ahli atau sedini mungkin abortus buatan medikalis. Pada
    kasus tertentu tubektomi. Bila
    tidak mau sterilisasi,
    dianjurkan memakai
    kontrasepsi yang baik adalah
    IUD (AKDR). Penatalaksanaan kelas III dan IV, pada
    penyakit yang tidak terlalu
    parah, dianjurkan analgesia
    epidural. Kelahiran pervaginam
    dianjurkan pada sebagian
    besar kasus yang ada indikasi obstetrinya. Keputusan untuk
    melakukan SC juga harus
    mempertimbangkan penyakit
    jantung spesifiknya, kondisi
    ibu keseluruhan, ketersediaan
    dan pengalaman ahli anestesi, serta fasilitas yang ada. Pada Masa Nifas a) Setelah bayi lahir, pederita
    dapat tiba-tiba jatuh kolaps,
    yang disebabkan darah tiba-
    tiba membajiri tubuh ibu
    sehingga kerja jantung
    menjadi sangat bertambah. Perdarahan merupakan
    komplikasi yang cukup
    berbahaya.
    b) Karena itu penderita harus
    tetap diawasi dan dirawat
    sekurang-kurangnya 2 minggu setelah bersalin. Pada masa laktasi a) Laktasi diperbolehkan pada
    wanita dengan penyakit
    jantung kelas I dan II yang
    sanggup melakukan kerja fisik.
    b) Laktasi dilarang pada wanita
    dengan penyakit jantung kelas III dan IV. Prognosis
    1. Bagi ibu Bergantung pada beratnya
    penyakit, umur dan penyulit-
    penyulit lain. Pengawasan
    pengobatan, pimpinan
    persalinan, dan kerjasama
    dengan penderita serta kepatuhan dalam mentaati
    larangan, ikut menentukan
    prognosis.
    Angka kematian maternal
    secara keseluruhan : 1-5%
    Angka kematian maternal bagi penderita berat : 15% 2. Bagi bayi Bila penyakit jantung tidak
    terlalu berat, tidak begitu
    mempengaruhi kematian
    perinatal. Namun pada
    penyakit yang berat, prognosis
    akan buruk karena akan terjadi gawat janin. DAFTAR PUSTAKA
    1) Hanifa, 2002, Buku
    Panduan Praktis Maternal dan
    Neonatal, YBPSP
    2) Hidayat
    Wijayanegara,1998, Pedoman Diagnosis dan Terapi Obstetri
    dan Ginekologi, RSHS
    3) R Haraidi, 2004, Ilmu
    kedokteran fetomaternal, Jilid
    II hal 705-720
    4) R. Haryono Roeshadi, 2004, gangguan dan Penyulit
    pada Masa kehamilan
    5) Sanif Medial , 2008,
    Pendekatan Klinis penyakit
    jantung Pada masa Kehamilan

    Diabetes Mellitus

    1. Pendahuluan

    Penyakit diabetes mellitus (DM) yang lebih dikenal di Indonesia dengan sebutan penyakit kencing manis merupakan salah satu penyakit yang prevalensinya kian meningkat, terutama pada ibu hamil. Kini, jumlah penderita diabetes di Indonesia semakin bertambah. Tidak hanya orang tua, remaja dan dewasa muda pun ternyata juga diserang penyakit gula.
    Menurut data Badan Kesehatan Dunia (WHO) pada tahun 2003 tercatat hampir 200 juta orang di dunia menderita diabetes dan diperkirakan pada tahun 2025 jumlah penderita bisa mencapai sekitar 330 juta jiwa.
    Sementara di Indonesia sendiri, berdasarkan data WHO pada tahun 2003 tercatat lebih dari 13 juta penderita diabetes, dari jumlah tersebut diperkirakan akan meningkat menjadi lebih dari 20 juta penderita pada tahun 2030.
    Peningkatan prevalensi DM menunjukkan pentingnya upaya pencegahan. DM timbul karena faktor keturunan dan perilaku. Dapat dikatakan bahwa faktor keturunan itu berjalan lambat, sedangkan pandemi DM saat ini merupakan cerminan perubahan gaya hidup.
    Faktor keturunan merupakan faktor yang tidak dapat diubah, tetapi faktor lingkungan yang berkaitan dengan gaya hidup seperti kurang berolahraga dan asupan nutrisi yang berlebihan serta kegemukan merupakan faktor yang dapat diperbaiki.
    Tidak diragukan bahwa nutrisi merupakan faktor yang penting untuk timbulnya DM tipe-2. Gaya hidup yang kebarat-baratan dan hidup santai serta panjangnya angka harapan hidup merupakan faktor yang meningkatkan prevalensi DM.
    Walaupun penanganan kehamilan dengan diabetes secara medik sudah banyak kemajuan, tetapi komplikasi masih dianggap resiko tinggi. Karna itu diperlukanlah pendekatan multi disiplin, salah satunya adalah gizi.
    Jika kita menginginkan kehamilan baik, maka keluarga harus dapat membuat kesepakatan untuk melaksanakan antenatal dengan benar dan mengikuti aturan diet secara disiplin temasuk memonitor kadar gila secara rutin.
    Diabetes selama masa hamil yang tidak mendapatkan perawatan dengan baik hampir dipastikan mengakibatkan resiko ganda sehingga keturunanya akan mengalami obesitas pada masa kanak-kanak, tetapi perawatan yang dilakukan dengan maternal hyperglycemia dapat memperbaikinya, kata para peneliti.

    2. Pengertian
    Diabetes atau kencing manis adalah penyakit dengan gangguan metabolisme secara sistemik dari karbohidrat, protein dan lemak, yang ditandai tingginya kadar gula dalam darah/ hyperglikemia. Penyebab utama adalah produksi insulintidak adekuat, yang berfungsi mengurai glukosa masuk ke jaringan adiposa dan sel, dan juga membantu sintesa protein serta penyimpanan asam lemak bebas.
    Penyakit ini timbul perlahan-lahan, sehingga seseorang tidak menyadari berbagai perubahan dalam dirinya. Lebih menakutkan lagi, penyakit ini juga sering menyerang semua organ tubuh dan menimbulkan keluhan penyakit lanjutan.

    Penyakit diabetes atau kencing manis atau sakit gula sebetulnya bukan satu penyakit. Itu suatu kumpulan penyakit yang mempunyai gejala sama, yaitu gejala kadar glukosa atau gula di dalam darah yang jumlahnya tinggi. Sebenarnya ada empat tipe diabetes, yaitu tipe 1, tipe 2, tipe lain-lain dan tipe kehamilan (gestation).
    Tipe 1, terutama pada anak-anak dan remaja, seperti dulu sering dikenal insulin dependant diabetes atau diabetes yang tergantung pada insulin dan memang harus suntik insulin seumur hidup.
    Tipe 2, adult on set. Ini umumnya ada pada orang dewasa, 90% karena keturunan.
    Tipe 3 yaitu lain-lain, ini karena minum obat atau penyakit lain-lain yang mempunyai gejala gula darah tinggi.
    Tipe 4, gestasional yaitu seseorang sakit gula hanya bila saat hamil. Setelah melahirkan, dia tidak sakit gula. 90% kasus diabetes yang banyak terjadi adalah pada tipe 2.
    Penyebab diabetes cenderung diturunkan, bukan ditularkan. Anggota keluarga diabetes memiliki kemungkinan besar terserang penyakit ini dibanding dengan anggota keluarga yang tidak menderita diabetes. Namun dalam beberapa kasus tertentu, diabetes dapat disebabkan virus seperti rubela dan human coxsackievirus B4. Peningkatan usia juga merupakan salah satu faktor risiko yang penting. Dibandingkan wanita pada usia 20-an, wanita yang berusia diatas 40 tahun berisiko enam kali lipat mengalami kehamilan dengan diabetes. Wanita yang mengalami diabetes selama kehamilan maka akan menghadap risiko yang lebih besar terhadap diabetes tipe 2, faktor etnik dan status sosial ekonomi tampaknya menjadi salah satu pengaruh risiko dari diabetes gestational. Demikian kesimpulan para peneliti.
    3. Mekanisme Timbulnya Gejala

    Akumulasi glukosa Dalam struktur tubuh, yang mengatur gula darah itu adalah insulin. Ada yang kurang insulin, ada yang insulinnya sama sekali tidak ada. Ada yang mempunyai insulin tapi tidak berfungsi dengan baik. Jadi kalau yang tipe 1 tadi adalah pankreas yang membuat insulin itu rusak, sama sekali tidak punya insulin sehingga harus disuntik. Artinya, harus diberikan insulin dan kebetulan belum ada dalam bentuk tablet sehingga harus disuntik. Tipe 2 genetik, yaitu sebetulnya insulinnya cukup tapi terjadi resistensi insulin karena orang tersebut gemuk. Jadi insulin tidak berfungsi dengan baik, akibatnya terjadilah akumulasi glukosa.
    Rasa haus yang berlebihan (Polidipsia) Hyperglikemia dala darah akan menyebabkan hiperosmolaritas cairan, yang akan menarik cairan intra seluler kedalam sistem vaskuler. Hal ini akan mengakibatkan dehidrasi seluler dan meningkatkan volume darah. Sehingga timbulah rasa haus yang berlebihan.
    Poliuri Akibat mekanisme di atas, fungsi ginjal harus mengekresikan lebih banyak urine (Poliuri).
    Rasa lapar berlebihan (polifagi) Kompensasi tubuh atas ketidakmampuan mengubah karbohidrat / glukosa menjadi energi adalahdangan cara membakar protein otot dan lemak, sehingga terjadi penurunan jaringan otot dan lemak. Hal ini menyebabkan timbulnya perasaan lapar yang berlebihan.
    Gejala Diabetes
    Penyakit ini ditandai dengan gejala antara lain banyak minum atau mudah haus, banyak kencing dengan frekuensi 3-4 kali terutama pada malam hari, banyak makan atau mudah lapar, mudah lelah serta kadang berat badan menurun drastis. Tapi umumnya orang akan respon jika dia sudah lemas, matanya mulai kabur, kakinya mulai kesemutan, luka tidak sembuh-sembuh. Normalnya, kadar glukosa 2 jam setelah makan kurang dari 140 mg/dl. Pada penderita DM, kadar gula darah 2 jam sesudah makan lebih dari 200 mg/dl.
    4. Penatalaksanaan Kehamilan Diabetik

    Merupakan proses komplek yang memerlukan pengetahuan ibu tentang perubahan yang dapat terjadi, tanda-tanda kegawatan dan pengetahuan bagaimena cara mengatasinya.
    Secara medik meliputi aspek pemberian insulin, monitoring gula darah, diet,latihan dan beraktivitas.

    Pemberian insulin
    Dulu sewaktu insulin belum ditemukan memang umurnya pendek. Karena kalau gula darah naik tidak bisa apa-apa. Tapi sekarang setelah begitu banyak ditemukan obat dan teknologi sudah maju dimana menyuntik insulin tidak terasa sakit sehingga harapan hidup lebih panjang. Kita tahu bahwa diabetes itu tidak bisa disembuhkan. Kita hanya mencegah terjadinya komplikasi pembuluh darah besar, dan pembuluh darah kecil. Kelihatannya sepele tapi pembuluh darah besar itu di otak, jantung dan kaki. Pembuluh darah di otak tersumbat bisa terkena stroke. Jika pembuluh darah di jantung kita tersumbat, maka bisa terkena penyakit jantung koroner. Jika di kaki tersumbat, kita bisa diamputasi. Pembuluh darah kecil itu ada di mata, jika terkena bisa menyebabkan buta. Jika ginjal terkena maka bisa menyebabkan gagal ginjal. Sistem saraf di kaki terkena maka kita tidak terasa apa-apa, bisa jadi kebal. Hal-hal seperti itu mengubah kualitas hidup. Dengan suntik insulin dapat mengurangi faktor resiko tersebut. Tetapi tetap tidak bisa menyembutuhkan.

    Mengontrol berat badan yang seimbang.
    Berat badan 20% lebih dari angka ideal dapat meningkatkan risiko diabetes tipe 2.
    Dengan menurunkan beberapa kilogram (kg) dapat membantu menekan risiko.
    Tetap ikuti pola makan rendah lemak dan biasakan makan dalam porsi kecil.

    Konsultasi ke dokter
    Sebaiknya konsultasikan rencana kehamilan kepada dokter. Dengan begitu kita akan mendapatkan penjelasan dari dokter, seputar penanganan dan langkah-langkah prefentif untuk mengurangi resiko pada saat kehamilan dan juga saat menjelang persalinan.
    Apabila tekanan darah cukup tinggi atau ada gejala komplikasi yang akan menghambat proses kehamilan, Biasa dokter akan menyarankan untuk dilakukannya treatment sebelum kehamilan terjadi

    Kontrol gula darah
    Salah satu langkah pencegahan terbaik yakni dengan melakukan kontrol gula darah secara teratur. Dengan begitu akan jauh lebih siap saat akan memasuki masa kehamilan. Dengan kadar gula yang baik, dapat mengurangi resiko terburuk seperti keguguran dan bayi meninggal dalam kandungan. Apabila tidak dapat mengkontrol kadar gula, atau dengan kata lain kadar gula Anda buruk, maka hal itu akan menimbulkan dampak buruk yang cukup signifikan terhadap rencana kehamilan Anda. Efeknya sudah pasti akan berpengaruh buruk terhadap perkembangan otak janin, pembentukkan tulang belakang janin, jantung dan organ-organ lainnya.
    Diabetes bisa terjadi sebelum ataupun selagi kehamilan. Jika sehari-hari ibu hamil sudah mengidap diabetes, berarti selama ini ia sudah mendapat pengobatan. Yang sering mengkhawatirkan justru diabetes militus gestasional, yakni yang muncul secara tiba-tiba selama kehamilan berlangsung. Sebelum hamil si ibu normal-normal saja dan sesudah kehamilan pun diabetes bisa hilang. Untuk mendeteksi diabetes yang muncul secara tiba-tiba ini, dibutuhkan screening dan dilakukan jika ada kecurigaan berat janin terlalu besar untuk usia kehamilannya. Misalnya, berat janin sudah mencapai 3 kg, padahal usia kehamilan baru 7 bulan.
    Screening biasanya dilakukan pada usia kehamilan 20-24 minggu untuk melihat kadar gula darah ibu hamil. Dari hasil pemeriksaan tersebut, ibu hamil akan diklasifikasikan hanya terganggu saja atau sudah masuk ke diabetes mellitus. Pengobatannya pun akan diatur sesuai tingkat gangguannya.

    Jaga pola makan (Diet)
    Bersentuhan dengan makanan sehat dan memiliki gizi yang baik, sangat dianjurkan untuk tetap menjaga keseimbangan kadar gula. Apabila terjadi kesulitan mencapai kadar gula sesuai target yakni mencapai batas normal, maka sebaiknya lakukan konsultasi kepada Dietitian atau ahli gizi. Ahli gizi akan membantu dalam merancang pola makan yang sesuai dengan kondisi Anda. Untuk mencukupi kebutuhan nutrisi, konsumsilah vitamin yang mengandung folic acid – idelanya dikonsumsi tiga bulan sebelum hamil – dimana banyak dokter yang merekomendasikan pengonsumsian folic acid sebanyak 1 mg setiap harinya.
    Sebaliknya, bila ibu hamil sudah positif diabetes mellitus, mau tidak mau ia harus mengubah pola makannya dengan menghindari gula dan makanan yang mengandung gula. Selain itu, ia pun disarankan tak mengonsumsi hidrat arang olahan berupa tepung dengan segala produknya serta mengurangi konsumsi lemak dalam makanan sehari-hari, baik lemak binatang, santan, minyak, maupun margarin mengingat tubuh penderita mengalami kelebihan lemak darah. Yang perlu diperbanyak justru konsumsi serat dalam makanan. Khususnya serat yang larut air seperti pektin (terdapat dalam apel), jenis kacang-kacangan, dan biji-bijian yang tidak digoreng. Konsumsi lebih banyak sayur dan buah-buahan segar.

    Banyak gerak
    Aktivitas fisik merupakan salah satu bagian yang tidak kalah pentingnya bagi penderita diabetes yang sedang hamil, dan sedang menjalani treatment. Namun sebaiknya, jangan terlalu memaksakan diri untuk bergerak terlalu berlebihan, karena hal itu justru akan memperburuk kondisi Anda dan janin.
    Anda bisa melakukan kegiatan seperti berjalan kaki disekitar kompleks rumah atau berenang. Selain itu, Anda pun juga bisa melakukan senam hamil, yoga atau stretching.
    Yang perlu diingat adalah aktivitas fisik sangat berhubungan erat dengan kondisi kadar gula. Sebelum memulai aktivitas, lakukanlah pengecekan kadar gula darah, terutama bagi Anda yang memakai suntik insulin.

    Hindari…
    Saat akan merencakan kehamilan, sebaiknya perhatikan pantangan pantangan yang dapat menghambat planning untuk memiliki momongan. Bila sebelumnya memiliki kebiasaaan buruk seperti merokok, mengkonsumsi alkohol atau obat-obatan terlarang, sebaiknya hentikan segera! Karena selain tidak baik untuk kesehatan, juga akan memberikan dampak buruk pada proses kehamilan.

    Sabar, sabar & sabar…………..
    Menyiapkan diri agar siap menghadapi kehamilan dalam kondisi yang mengalami diabetes memang membutuhkan waktu yang tidak sebentar. Serangkaian tes dan treatment memang sulit untuk dihindari, mengingat kondisi yang pada dasarnya tidak dalam kondisi normal, dimana kadar gula Anda dapat naik dan turun secara tak terduga. Sampai pada saatnya dimana dokter memberikan ‘lampu hijau’– dimana kadar gula Anda sudah stabil dan siap untuk mengandung – ‘sabar’ merupakan satu kunci untuk mendapatkan impian tersebut – sebuah proses kehamilan yang membuahkan bayi yang sehat dan Anda pun selamat.

    5. Gizi selama kehamilan

    Minggu-minggu pertama kehamilan adalah masa di mana organ tubuh yang penting terbentuk. Kekurangan gizi pada saat ini dapat menimbulkan kelainan pada bayi atau bahkan kelahiran prematur. Karena itu, gizi seimbang penting untuk pertumbuhan janin.
    Gizi selama hamil tidak selalu berarti makan dua kali lipat porsi biasa, yang penting adalah kandungan gizinya seimbang[:
    • Pilihlah makanan segar atau setidaknya makanan beku. Sebaiknya jangan memilih makanan kaleng atau makanan kemasan yang mengandung banyak pengawet dan bahan tambahan. Buah dan sayur harus dicuci dengan baik untuk menghilangkan residu pestisida
    • Kukus, bakar, atau panggang makanan anda. Sebaiknya jangan menggoreng makanan. Memasak di oven microwave juga menjaga gizi karena waktu masaknya yang lebih sebentar
    • Beli dan gunakan makanan segar sesegera mungkin. Jangan memasak bahan makanan segar terlalu lama agar gizi tidak berkurang.
    • Hindari alkohol, minuman keras, dan obat-obatan (kecuali diresepkan dokter). Jamu sebaiknya dihindari kecuali dokter anda menyarankan untuk menggunakannya. Beberapa jenis jamu dapat menyebabkan keguguran, dan ada pula jamu yang mengandung bahan kimia aktif. Adalah sangat penting untuk menghindari obat-obatan dan alkohol pada minggu-minggu anda merencanakan kehamilan
    • Banyak meminum cairan – jus buah segar atau air – tapi hindarilah minuman soda atau minuman ringan yang tinggi kadar gula atau kimiawinya. Kurangi minum teh atau kopi. Kopi bebas kafein juga tidak dianjurkan karena dapat mengandung sisa bahan kimia yang digunakan untuk menghilangkan kafein tersebut.
    • Gantilah cemilan seperti kripik atau kue dengan buah segar dan sayuran segar.
    • Pastikan anda mengkonsumsi makanan tinggi serat untuk menghindari sembelit (masalah umum pada masa kehamilan). Serat dapat dijumpai dalam beras merah, roti ‘wholemeal’, serealia, kacang-lacangan, sayur-sayuran, dan buah buahan.
    • Janganlah merokok. Penelitian membuktikan bahwa ibu yang merokok melahirkan bayi dengan berat badan rendah, atau bahkan mengalami keguguran. Mesokok menyebabkan janin kekurangan oksigen, sementara nikotin dalam rokok adalah zat kimia yang sangat beracun. Karenanya, anda pun mesti menghindari tempat yang mengandung banyak asap rokok, agar tidak menjadi korban “perokok pasif”. Jangan takut untuk menasehati orang-orang di sekitar anda untuk tidak merokok di saat anda berada di ruangan yang sama, karena anda sedang hamil.
    Berikut daftar beberapa zat gizi yang paling penting untuk perkembangan janin:
    • Asam folat, Berguna untuk perkembangan sistem saraf dan sel darah, dan banyak terdapat pada sayuran berwarna hijau gelap seperti bayam, kembang kol dan brokoli. Pada buah-buahan, asam folat banyak terdapat pada jeruk, pisang, wortel dan tomat. Kebutuhan asam folat selama hamil adalah 800 mcg per hari, terutama pada 12 minggu pertama kehamilan. Kekurangan asam folat dapat mengganggu pembentukan otak, sampai cacat bawaan pada susunan saraf pusat maupun otak janin.
    • Kalsium, sangat penting untuk pembentukan tulang dan gigi. Zat ini dapat dijumpai di dalam susu dan produk susu (keju, yoghurt), ikan yang bisa dimakan tulangnya (seperti ikan teri, sarden), biji-bijian (biji bunga matahari, wijen), produk kedelai (tempe, tahu), sayuran hijau, dan buah-buahan kering.
    • Zat besi, sangat penting karena pada masa kehamilan volume darah meningkat 25% Dibutuhkan ibu hamil agar terhindar dari anemia (kurang darah), dan juga penting untuk bayi anda membangun persediaan darahnya. Dapat dijumpai di hati, daging merah, sayurn hijau, wijen, buah-buahan kering, kuning telur, serealia, dan sarden. Penyerapan zat besi dapat terbantu dengan konsumsi vitamin C.
    Ekstrak ragi (Brewer’s yeast) mengandung ketiga zat penting tersebut, dan dapat diperoleh di apotik.

    6. Pemberian Diet

    Tujuan pembarian diet
    Menyesuaikan mekanan dengan kesanggupan tubuh dalam metabolisme sesuai kebutuhan.
    Memberikan pertambahan berat badan yang sesuai bengan perkembangan janin (kehamilan normal).
    Mencegah terjadinya ketoasidosis.
    Mengontrol kenaikan gula darah untuk menghindari fluktuasi gula darah, sehingga perlu pemberian makan secara tepat waktu.

    Enam prinsip pemenuhan gizi seimbang
    Membiasakan konsumsi beraneka ragam makanan. Semakin banyak ragamnya, semakin baik. Nasi, misalnya, kaya akan karbohidrat dan sedikit protein. Tetapi nasi miskin vitamin, mineral, lemak, dan serat. Jadi harus dimakan bersama lauk-pauk, sayuran, dan buah.
    Memperhatikan dan mempertahankan berat badan ideal. Berat badan adalah hasil olahan dari jenis dan jumlah makanan yang kita makan dengan kegiatan atau aktivitas yang kita lakukan. Makan enak dengan sedikit karbohidrat tetapi banyak daging, lemak, dan manis-manis tanpa diimbangi olah raga atau aktif dalam kegiatan lain, berarti ada kelebihan kalori.
    Mengatur porsi makan. Dalam hal ini, kebutuhan makan tiap individu berbeda karena tergantung aktivitasnya. Makin aktif, maka makin banyak dibutuhkan kalori. Jadi, jangan lupa mengingat kalori yang masuk saat kita menyantap makanan.
    Menjaga keamanan makanan. Makanan yang siap disantap, harus pula dijaga keamanannya. ”Agar tidak terkontaminasi atau kotor, misalnya gunakan tudung saji, makanan juga dijaga agar tidak mengandung zat berbahaya, membeli makanan dalam kemasan dengan memperhatikan label makanan. Sementara tren terbaru yaitu masyarakat yang gemar makanan organik, yaitu bahan pangan yang dihasilkan tanpa menggunakan bahan kimia.
    Patokan khusus untuk kelompok masyarakat yang memiliki masalah gizi tertentu. Misalnya kurang vitamin atau mineral tertentu. ”Makanya pemerintah juga sudah melakukan upaya fortifikasi yaitu proses penambahan zat tertentu. Misalnya pada garam, sudah ditambahkan yodium. Kemudian pada tepung terigu ditambahkan zat besi.
    PGS yang sifatnya khusus. Ini dapat digolongkan misalnya menurut usia (bayi, balita, remaja, dewasa, dan manula), menurut kelompok ekonomi, bahkan menurut kelompok budaya makanan.
    Berikut ini adalah beberapa anjuran gizi seimbang yang berkaitan dengan pencegahan diabetes, antara lain:
    1. Makanlah aneka ragam makanan Tidak ada satupun jenis makanan yang mengandung semua zat gizi yang mampu membuat seseorang untuk hidup sehat dan produktif. Oleh karena itu setiap orang termasuk penyandang DM perlu mengonsumsi aneka ragam makanan. Makan makanan yang beraneka ragam akan menjamin terpenuhinya kecukupan sumber zat tenaga, zat pembangun dan zat pengatur.
    • Sumber zat tenaga Seperti beras, jagung, gandum, ubi kayu, ubi jalar, kentang, sagu dan mie. Minyak, margain dan santan yang mengandung lemak juga menghasilkan tenaga. Makanan sumber tenaga menunjang aktivitas sehari-hari. Perbandingan karbohidrat 50% dari total kalori, yaitu karbohidrat kompleks dengsn tinggi serat.
    • Sumber zat pembangun. Makanan sumber zat pembangun yang berasal dari bahan makanan nabati adalah kacang-kacangan, tempe, tahu. Sumber yang berasal dari hewan adalah telur, ikan, ayam, daging, susu, serta hasil olahannya seperti keju. Zat pembangun berperan sangat penting untuk pertumbuhan dan perkembangan kecerdasan seseorang. Protein ini dibutuhkansebanyak 20% dari total kalori.
    • Sumber zat pengatur. Semua sayur-sayuran dan buah-buahan. Makanan ini mengandung berbagai vitamin dan mineral yang berperan untuk melancarkan bekerjanya fungsi organ-organ tubuh.
    Keanekaragaman makanan dalam hidangan sehari-hari yang dikonsumsi harus berasal dari makanan sumber zat tenaga, pembangun dan pengatur. Setiap kali makan baik makan siang maupun makan malam sebaiknya hidangan terdiri dari makanan pokok, lauk pauk, sayuran dan buah.

    KOMPOSISI BAHAN MAKANAN PENUKAR
    Jenis Makanan Karbohidrat Protein Lemak kkal
    Tepung / roti 15 3 Sedikit 80
    Nasi 40 4 0 175
    Daging tanpa lemak 0 7 3 55
    Daging dengan lemak 0 10 6 95
    Sayuran 5 2 0 25
    Buah – buahan 15 0 0 60
    Susu full cream 12 8 8 150
    Susu rendah lemak 12 8 5 120
    Minyak 0 0 5 45

    Pembagian kalori : 10% untuk sarapan, 30% untuk makan siang, 30% untuk makan malam, 30% untuk snack. Berikan snack menjelang tidur malam, untuk menghindari terjadinya ketoasidosis (akibat dari metabolisme asam lemak yang menghasilkan keton)

    2. Makanlah untuk memenuhi kecukupan energi (capai dan pertahankan berat badan normal)
    Agar dapat melaksanakan kegiatan sehari-hari, seperti bekerja, belajar, berolahraga dan kegiatan lain, setiap orang perlu makan makanan yang cukup enegi, tidak kekurangan dan tidak berlebihan. Kecukupan energi ditandai dengan berat badan yang normal. Oleh karena itu, capai dan pertahankan berat badan yang normal. Kelebihan gizi terutama makanan tinggi lemak dan rendah karbohidrat dapat menimbulkan kegemukan yang berujung timbulnya DM. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa penurunan berat badan sedang pada orang gemuk dan kemudian dipertahankan dapat menurunkan risiko timbulnya DM tipe 2.
    Mempertahankan berat badan normal/ideal sesuai dengan umur dan tinggi badan diperlukan untuk pencegahan DM. Peningkatan aktivitas fisik dan mengurangi makan adalah cara yang baik untuk penurunan berat badan. Kebutuhan energi seseorang bergantung pada usia, jenis kelamin, berat badan, tinggi badan dan kegiatan fisik, keadaan penyakit dan pengobatannya.

    3. Makanlah makanan sumber karbohidrat, sebagian dari kebutuhan energi (pilihlah karbohidrat kompleks dan serat, batasi karbohidrat sederhana yang (refined)
    Terdapat 3 kelompok karbohidrat yaitu kompleks, sederhana dan serat.
    • Karbohidrat Kompleks (tepung-tepungan) makanan sumber karbohidrat kompleks adalah padi-padian (beras, jagung, gandum), umbi-umbian (singkong, ubi jalar, kentang), sagu dll. Makanan tersebut mengandung zat gizi lain selain karbohidrat. Proses pencernaan dan penyerapan karbohidrat kompleks di dalam tubuh berlangsung lebih lama dari karbohidrat sederhana, sehingga dengan mengonsumsi karbohidrat kompleks, orang tidak segera lapar.
    • Karbohidrat Sederhana karbohidrat sederhana alamiah tedapat pada buah, sayuran dan susu. Bahan makanan tesebut selain mengandung karbohidrat, mengandung zat gizi lain yang sangat bemanfaat. Karbohidrat sederhana yang diproses seperti gula, madu, sirup, bolu, selai, dll langsung diserap dan digunakan tubuh sebagai energi, sehingga cepat menimbulkan rasa lapar. Gula tidak mengandung zat gizi lain, hanya karbohidrat. Konsumsi gula yang berlebih dapat mengurangi peluang terpenuhinya zat gizi lain. Menurut penelitian, tidak ada hubungan langsung antara asupan gula dengan timbulnya DM tipe 2. Namun, demikian, makanan dengan kandungan gula tinggi sering juga mengandung lemak yang tinggi sehingga dapat mengakibatkan kegemukan.
    • Serat
    Serat adalah bagian karbohidrat yang tak dapat dicerna. Kelompok ini banyak terdapat pada buah, sayuran, padi-padian dan produk sereal. Susu, daging dan lemak tidak mengandung serat. Serat terdiri dari 2 jenis yaitu serat larut (pembentuk gel) seperti pectin dan guargum serta serat tidak larut seperti selulose dan bran. Kedua jenis serat ini banyak terdapat pada padi-padian, kacang-kacangan, tempe, sayuran serta buah. Makan cukup serat memberikan keuntungan sebagai berikut:
    1. Perasaan kenyang dan puas yang membantu mengendalikan nafsu makan dan penurunan berat.
    2. Makanan tinggi serat biasanya rendah kalori
    3. Membantu buang air besar secara teratur
    4. Menurunkan kadar lemak darah yang dapat meningkatkan risiko terjadinya penyakit jantung yaitu kolesterol dan trigliserida darah.
    Orang yang banyak makan karbohidrat akan mengakibatkan kelebihan kalori hingga berpotensi terjadi kegemukan, inilah yang berisiko terkena diabetes. Bukan hanya makanan fast food saja , namun juga makanan tradisional seperti nasi, jagung, ketela, dan sebagainya yang dimakan dalam jumlah yang cukup banyak.
    Hal ini dikarenakan karena karbohidrat merupakan makanan yang boros insulin. Sementara orang yang dalam tubuhnya kekurangan insulin, akan lebih mudah membuatnya terkena penyakit diabetes.
    Sebenarnya diabetes dapat dikendalikan dengan antara lain kontrol gula darah secara teratur, makan dengan gizi seimbang dan terencana, tidak merokok, dan berolah raga secara teratur.
    Agar pengaturan makan dan upaya olahraga menjadi efektif, berikut beberapa kiat yang dapat dilakukan para diabetesi;
    Jaga nafsu makan
    • Usahakan porsi tersebar dalam sehari supaya kadar gula darah tidak terlalu berfluktuasi
    • Bagilah porsi makanan menjadi 3 porsi besar dan 3 porsi kecil.
    • Makan sebelum lapar dan berhenti sebelum kenyang.
    • Teratur dalam jumlah, jenis dan jadwal
    • Lebih banyak menu buah-buahan dan sayuran

    4. Batasi konsumsi lemak, minyak dan santan sampai seperempat kecukupan energi Lemak dan minyak dalam makanan berguna untuk memenuhi kebutuhan energi, membantu penyerapan vitamin A, D, E dan K serta menambah lezatnya makanan. Bagi kebanyakan penduduk Indonesia, khususnya yang tinggal di pedesaan konsumsi lemak/minyak masih sangat rendah sehingga perlu ditingkatkan, sedangkan konsumsi lemak pada penduduk perkotaan sudah perlu diwaspadai karena cenderung berlebihan. Kebiasaan mengonsumsi lemak hewani berlebihan dapat menyebabkan penyempitan pembuluh darah arteri dan penyakit jantung koroner. Membiasakan makan ikan dapat mengurangi risiko menderita penyakit jantung koroner karena lemak ikan mengandung asam lemak omega-3.
    Mengurangi asupan lemak, terutama lemak jenuh dapat menurunkan risiko DM. Beberapa contoh sumber asupan lemak jenuh adalah makanan yang dimasak dengan banyak minyak, mentega ataupun santan, lemak hewan, susu penuh (whole milk) dan cream.

    5. Gunakan garam beryodium
    Konsumsi natrium dalam garam dapur (natrium klorida) yang belebihan dapat memicu terjadinya penyakit darah tinggi. Anjuran asupan natrium untuk penduduk biasanya tidak lebih dari 3000 mg perhari yaitu kira-kira 1 sendok teh yang digunakan dalam memasak.

    6. Berikan ASI saja pada bayi minimal sampai umur 4 bulan. ASI adalah makan terbaik untuk bayi. Pada usia 0-4 bulan, bayi cukup diberi ASI (ASI eksklusif) karena ASI pada periode tersebut sudah mencukupi kebutuhan bayi untuk tumbuh kembang yang sehat. Kurang gizi selama awal kehidupan atau bahkan saat di dalam kandungan juga memainkan peranan penting pada timbulnya DM tipe 2 di kemudian hari setelah dewasa, melalui mekanisme resistensi insulin.

    7. Lakukan kegiatan fisik dan olahraga secara teratur
    Kegiatan fisik dan olahraga bemanfaat bagi setiap orang karena dapat meningkatkan kebugaran, mencegah kelebihan berat badan, meningkatkan fungsi jantung, paru dan otot serta memperlambat proses penuaan.
    Olahraga harus dilakukan secara teratur. Macam dan takaran olahraga berbeda menurut usia, jenis kelamin, jenis pekerjaan dan kondisi kesehatan. Apabila pekerjaan sehari-hari seseorang kurang memungkinkan gerak fisik, upayakan berolahraga secara teratur atau melakukan kegiatan lain yang setara. Kegiatan lain yang bisa dilakukan seperti membiasakan diri naik tangga 2-6 lantai yang secara bertahap dan teratur, walaupun di tempat itu tersedia lift. Kurang gerak atau hidup santai merupakan faktor pencetus diabetes.

    Menyusun menu
    Nama Bahan, Berat Gram Ukuran Rumah Tangga:
    Ø Beras 300 4 gelas nasi Ø Daging 75 3 potong sedang Ø Tempe 75 3 potong kecil Ø Sayuran 300 3 gelas Ø Buah 200 2 potong Ø Susu 200 1 gelas Ø Gula 10 1 sendok makan Ø Minyak 25 5 sendok makan Ø Selingan 2 X
    Nilai gizi
    +Kalori : 2500 – Lemak : 82 +Protein : 85 – H.A. : 414
    Pembagian makanan sehari :
    WAKTU JENIS, JUMLAH/UKURAN MAKANAN
    Pagi
    – Nasi 200 1¼ gls – Minyak 10 1 sdm
    – Daging 50 1 ptg – Gula 10 1 sdm
    – Telur 25 ½ btr
    – Tempe –
    – Sayuran 50 ½ gls
    Jam 10.00 – Susu 200 1 gls
    – Gula 10 1 gls
    Siang
    – Nasi 250 1¾ gls
    – Daging 50 1 ptg
    – Telur 50 1 btr
    – Tempe 50 1 ptg
    – Sayuran 75 ¾ gls
    – Minyak 15 1½ sdm
    – Buah 100 1 bh
    Jam 16.00
    – Kacang Hijau 25 2 sdm
    – Gula 15 1½ sdm
    Sore
    – Nasi 250 1¾ gls
    – Daging 50 1 ptg
    – Telur 25 ½ btr
    – Tempe 50 1 ptg
    – Sayuran 75 ¾ gls
    – Minyak 10 1 sdm
    – Buah 100 1 bh
    Contoh menu
    WAKTU JENIS, JUMLAH/UKURAN MAKANAN
    Pagi
    – Susu manis
    – Nasi
    – Telur ceplok
    – Kering tempe
    – Tumis kacang panjang
    Jam: 10.00 – Bubur kacang ijo
    Siang
    – Nasi
    – Ikan goreng
    – Botok tempe, kemangi, melandingan
    – Sayur asam
    – Pepaya
    Jam : 16.00 Kolak labu kuning + pisang
    Malam
    – Nasi
    – Smoor daging + tahu
    – Orak-arik wortel + kool
    – Pisang

    Kebutuhan protein sekitar 60 gram per hari. Berarti sekitar 10 gram di atas rekomendasi wanita tidak hamil usia 25-50 tahun dan 14 gram di atas wanita tidak hamil berusia 19-24 tahun. Seperti diketahui, pada trimester awal, protein dibutuhkan untuk pembentukan jaringan otak janin. Pada trimester kedua, lebih untuk penambahan volume darah dan persiapan ASI. Sedangkan di trimester ketiga, protein diperlukan untuk pertumbuhan janin yang tengah pesat-pesatnya. Kebutuhan kalsium ibu hamil di atas usia 25 tahun sekitar 600-1.200 mg. Kalsium sangat dibutuhkan selama kehamilan untuk pembentukan tulang dan gigi. Namun penyerapan kalsium pun sangat tinggi dalam masa kehamilan. Ketika tubuh kekurangan kalsium, maka tubuh akan mengambil dari cadangan yang ada. Suplemen kalsium dapat diberikan jika nafsu makan ibu hamil kurang atau sehari-harinya si ibu hamil tidak memperoleh gizi yang baik. Namun waspadai juga karena suplemen kalsium dapat mengakibatkan sembelit. Kebutuhan zat besi untuk ibu hamil adalah 30 mg per hari. Jika ibu hamil tidak memperoleh cukup zat besi, ia akan mengalami anemia. Ibu hamil yang asupan zat besinya kurang, dapat mengonsumsi suplemen zat besi dosis rendah. Yang patut diketahui, suplemen ini perlu dikombinasi dengan pola makan yang baik karena kelebihan zat besi pun dapat mengganggu penyerapan mineral dalam tubuh, seperti zinc dan tembaga.
    7. Penyuluhan Diet Kehamilan Diabetik

    Merupakan usaha – usaha penyuluhan yang dilakukan terhadap ibu hamil sehubungan dengan penaggulanan terhadap diabetesnya, meliputi :

    Ikuti anjuran perencanaan diet
    Makan sesuai dengan diet seimbang termasuk kebutuhan makanan sehari untuk kehamilan normal.
    Pemasukan makanan tiap hari terbagi dalam tiga kali makan, dan dua sampai empat kali snack, tergantung kadar gula darah.
    Snack sebelum tidur untuk penurunan glukosa dan metabolisme lemak.
    Batasi pemasukan lemak jika pertambahan BB begitu cepat.
    Tambahkan vitamin dan zat besi setiap hari.
    Hindari makanan dengan kadar gula tinggi.
    Makan teratur tiap hari, dan jangan banyak ngemil.
    Kurangi makanan tinggi kolesterol.
    Makan makanan tinggi serat.
    Hindari alkoho dan kafein.
    Latihan fisik secara teratur.
    Monitoring gula darah.

    8. Mencari Berat Badan Ideal Ibu Hamil
    Penambahan BB yang normal bagi ibu hamil adalah sekitar 10-15 kg. Secara sederhana, hitungannya adalah 3 kg untuk bayi, ari-ari dan air ketuban sekitar 4-5 kg. Sedangkan sisanya adalah penambahan volume dan penambahan lemak yang didepositkan. Kenaikan BB ini umumnya terjadi saat memasuki trimester kedua, kala kehamilan berusia 4 – 6 bulan. Soalnya, di trimester ini biasanya nafsu makan sudah mulai meningkat karena ibu hamil sudah beradaptasi dengan segala perubahan di tubuh. Keluhan mual sudah berlalu seiring dengan pertumbuhan plasenta yang sudah berfungsi penuh. Bersamaan dengan itu, janin mulai tumbuh pesat yaitu 10 gram per hari!
    Berat badan ideal ibu hamil sebenarnya tidak ada rumusnya, tetapi rumusannya bisa dibuat yaitu dengan dasar penambahan berat ibu hamil tiap minggunya yang dikemukakan oleh para ahli berkisar antara 350-400 gram, kemudian berat badan yang ideal untuk seseorang agar dapat menopang beraktifitas normal yaitu dengan melihat berat badan yang sesuai dengan tinggi badan sebelum hamil, serta umur kehamilan sehingga rumusnya dapat dibuat rumus berat badan ideal untuk ibu hamil yaitu sebagai berikut :

    Dimana penjelasannya adalah
    • BBIH adalah Berat Badan Ideal Ibu Hamil yang akan dicari.
    o BBI = ( TB – 110) jika TB diatas 160 cm
    o (TB – 105 ) jika TB dibawah 160 cm
    o Berat badan ideal ini merupakan pengembangan dari (TB-100) oleh Broca untuk orang Eropa dan disesuaikan olehKatsura untuk orang Indonesia.
    • UH adalah Umur kehamilan dalam minggu,
    o Diambil perminggu agar kontrol faktor resiko penambahan berat badan dapat dengan dini diketahui.
    • 0.35 adalah Tambahan berat badan kg per minggunya 350-400 gram diambil nilai terendah 350 gram atau 0.35 kg
    o Dasarnya diambil nilai terendah adalah penambahan berat badan lebih ditekankan pada kualitas (mutu) bukan pada kuantitas (banyaknya).
    Contoh Berat Badan Ideal
    Jika Berat Badan Nyata kurang lebih sama dengan Berat Badan Ideal

    Seorang ibu dengan TB = 162 cm, BB sebelum hamil 53 kg, umur kehamilan 30 minggu.
    Berapa BBI Ibu hamil tersebut
    BBI sebelum hamil = 162 -110 = 52 kg (dikurangi 110 karena TB > 160 cm
    BBI Hamil = 52+ (30 x 0.35)
    = 52 + 10.5 kg
    = 62,5 kg
    Jadi berat badan ideal ibu hamil tersebut adalah 62,5 kg atau ada tambahan sebesar 9.5 kg dari berat badan sebelum hamil.
    Tambahan berat badan ibu hamil sampai dengan 9.5 kg merupakan tambahan normal. Sampai dengan usia kehamilan 37 minggu saat ibu tersebut akan melahirkan, berat badannya bisa mencapai +12,5 kg sebagai kisaran

    jika Berat Badan Nyata lebih dari 10 %
    Berat Badan Ideal untuk Ibu Hamil jika berat badannya lebih dari berat badan nyatanya 10 %, tentunya akan sangat berbeda, contoh sebagai berikut
    Seorang ibu dengan TB = 162 cm, BB sebelum hamil 57 kg, umur kehamilan 30 minggu.
    Berapa BBI Ibu hamil tersebut
    BBI sebelum hamil = 162 -110 = 52 kg (dikurangi 110 karena TB > 160 cm
    BBI Hamil = 52+ (30 x 0.35)
    = 52 + 10.5 kg
    = 62,5 kg
    Jadi berat badan ideal ibu hamil tersebut adalah 62,5 kg atau ada tambahan sebesar 5.5 kg atau (62,5 – 57) dari berat badan sebelum hamil
    INGAT! Pada rumus diatas tambahan 350 gram perminggunya, jangan ditambahan dengan berat badan sebelum hamilnya tetapi yang digunakan adalah berat badan idealnya sebelum hamil. Hal ini penting karena apabila ditambahan dengan berat badan nyata sebelum hamilnya pada contoh diatas adalah 57 kg + 10.5 kg hasilnya 67,5 kg atau ada tambahan 10,5 kg pada kehamilan 30 minggu, itu adalah penambahan yang sangat besar dan tubuh ibu hamil tersebut tidak akan mampu menompang berat badan tersebut, dan ini sangat berbahaya serta dapat mengakibatkan timbulnya penyakit-penyakit akibat kehamilan misalnya preeklamsia, eklamsia (tekanan darah yang tinggi), konstipasi (sulit buang Air besar), Diabetes Militus (penyakit gula) dan lain-lain.
    Dari rumus tersebut, juga dapat dilihat berat akhir saat ibu tersebut akan melahirkan yaitu 64,95 kg atau (52 + (37 x 0.35)) atau ada tambahan 7,95 kg dari berat badan sebelum hamilnya ( 64,95-57) kg.

    jika Berat Badan Nyata kurang dari 10 %
    Bagaimana dengan berat badan nyata dari ibu hamil kurang dari 10 % Berat Badan Idealnya, contoh sebagai berikut.
    Seorang ibu dengan TB = 162 cm, BB sebelum hamil 47 kg, umur kehamilan 30 minggu.
    Berapa BBI Ibu hamil tersebut
    BBI sebelum hamil = 162 -110 = 52 kg (dikurangi 110 karena TB > 160 cm
    BBI Hamil = 52+ (30 x 0.35)
    = 52 + 10.5 kg
    = 62,5 kg
    Jadi berat badan ideal ibu hamil tersebut adalah 62,5 kg atau ada tambahan sebesar 15.5 kg atau (62,5 – 47) dari berat badan sebelum hamil. Penambahan berat badan ini sangat besar karena berat badan ibu sebelumnya sudah sangat kurang dan ini sudah harus diintervensi (kejar berat badan ideal) sejak pertamakali diketahui hamil atau pada trismester pertama kehamilan sampai benar-benar mencapai berat badan ideal sebelum hamil, karena apabila sudah masuk pada trismester ke dua kehamilan, perhatian pada penambahan berat badan ideal sebelum hamil sudah tidak akan berpengaruh, karena tubuh justru akan mengfasiltasi keberadaan janin, dengan persediaan berat badan yang kurang, tubuh ibu tidak akan mampu mengfasilitasi keberadaan janin. Disinilah sering terjadi keguguran, jika tidak terjadi keguguran dan kehamilan terus berlangsung faktor-faktor resiko kesakitan, kecatatan dan kematian ibu dan janinnya masih sering ditemukan.

    Lupus eritematosus

    Lupus eritematosus sistemik
    Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
    Seperti yang diungkapkan dalam buku kecil Care for Lupus (Syamsi Dhuha), Lupus adalah sebutan umum dari suatu kelainan yang disebut sebagai Lupus Erythematosus.
    Dalam istilah sederhana, seseorang dapat dikatakan menderita penyakit Lupus Erythematosus saat tubuhnya menjadi alergi pada dirinya sendiri. Lupus adalah istilah dari bahasa Latin yang berarti Serigala.
    Hal ini disebabkan penderita penyakit ini pada umumnya memiliki butterfly rash atau ruam merah berbentuk kupu-kupu di pipi yang serupa di pipi Serigala, tetapi berwarna putih.
    Penyakit ini dalam ilmu kedokteran disebut Systemic Lupus Erythematosus (SLE), yaitu ketika penyakit ini sudah menyerang seluruh tubuh atau sistem internal manusia. Dalam ilmu imunologi atau kekebalan tubuh, penyakit ini adalah kebalikan dari kanker atau HIV/AIDS. Pada Lupus, tubuh menjadi overacting terhadap rangsangan dari sesuatu yang asing dan membuat terlalu banyak antibodi atau semacam protein yang malah ditujukan untuk melawan jaringan tubuh sendiri. Dengan demikian, Lupus disebut sebagai autoimmune disease (penyakit dengan kekebalan tubuh berlebihan).
    Jenis penyakit Lupus ini memiliki tiga macam bentuk, yang pertama yaitu Cutaneus Lupus, seringkali disebut discoid yang mempengaruhi kulit. Kedua, Systemic Lupus Erythematosus (SLE) yang menyerang organ tubuh seperti kulit, persendian, paru-paru, darah, pembuluh darah, jantung, ginjal, hati, otak, dan syaraf. Ketiga, Drug Induced Lupus(DIL), timbul karena menggunakan obat-obatan tertentu. Setelah pemakaian dihentikan, umumnya gejala akan hilang.
    dan biasanya odipus (orang hidup dengan lupus)akan menghindari hal-hal yang dapat membuat penyakitnya kambuh dengan :
    1. Menghindari stress
    2. Menjaga agar tidak langsung terkena sinar matahari
    3. mengurangi beban kerja yang berlebihan
    4. menghindari pemakaian obat tertentu.
    odipus dapat memeriksakaan diri pada dokter2 pemerhati penyakit ini, dokter spesialis penyakit dalam konsultasi hematologi, rheumatology, ginjal, hipertensi, alergi imunologi, jika lupus dapat tertanggulangi, berobat dengan teratur, minum obat teratur yang di berikan oleh dokter (yang biasanya diminum seumur hidup), odipus akan dapat hidup layaknya orang normal.
    April 3, 2008
    Lupus Eritematosus, Apakah Itu?
    Tanya:
    Ibu dokter, saya Ibu Marina ingin berkonsultasi tentang penyakit lupus, sebenarnya sakit lupus itu apa bu karena saya pernah mendengar katanya penyakit ini sangat berbahaya dan dapat menyebabkan kematian.Apakah itu benar bu dokter?
    Saya juga pernah membaca bahwa salah satu tanda sakit lupus itu ditandai dengan bercak merah di wajah merupakan salah satu tanda terkena lupus disamping itu pendertia lupus tidak boleh terkena sinar matahari. Bagaimana membedakan bercak merah yang tidak berbahaya. Apakah penyakit ini dapat diobati? Mohon penjelasan. Terimakasih
    Ibu Marina Singkawang

    Jawab:
    Ibu Marina yang terhormat, penyakit lupus eritematosus (LE) merupakan penyakit autoimun yang ditandai dengan gambaran klinik yang karakteristik yang berhubungan dengan produksi autoantibody tertentu yang menyerang sistem konektif dan vaskular. Lupus berasal dari bahasa Yunani yang berarti srigala, karena pada penderita lupus sering terdapat gambaran bercak merah pada wajah terutama di area pipi dan hidung seperti belang warna pada wajah srigala. Secara LE epidemiologi lebih banyak terjadi pada kulit berwarna, onset usia sekitar 30-40 tahun, wanita lebih banyak terserang dibanding pria (8:1).
    Lupus eritematosus terdiri atas spectrum ringan sampai berat. Spectrum ringan berupa lupus terlokalisir atau discoid lupus eritematosus (DLE) sedangkan yang berat bahkan mengancam jiwa berupa sistemik lupus eritematosus (SLE). Discoid lupus eritematosus (DLE) bersifat kronis dan tidak berbahaya. Gejala klinis berupa bercak eritem atrofik tanpa ulserasi sedangkan SLE bersifat akut, dan melibatkan multiorgan seperti kulit, otot, sendi, darah, dan ginjal.
    Discoid Lupus Eritematosus (DLE)
    Manifestasi klinis DLE berupa gangguan kulit terutama terjadi pada area yang terpapar sinar matahari. Distribusi dan presileksi DLE dapat terlokalisir maupun meluas, terutama terjadi pada wajah dan kepala, namun dapat juga muncul pada lengan ,tangan, kaki maupun badan.
    Gejala klinis terdapat pada muka terutama hidung dan pipi atau telinga berupa pacth atau plak eritem, berbatas tegas dengan sumbatan keratin pada folikel rambut. Kelainan kulit tersebut pada pipi dan hidung dapat berkonfluen berbentuk kupu-kupu atau dikenal dengan gambaran butterfly rash eritem. Diskoid lupus eritematosus pada kepala menyebabkan alopesia scaring/kebotakan dan sumbatan keratin pada folikel rambut. Penyakit ini dapat meninggalkan sikatrik atrofi maupun hipertrofi.
    Penegakkan diagnosis berdasarkan gejala klinis, laboratorium, dan baku emas dengan pemeriksaan histopatologis. Pada kasus DLE 5-10% dapat berkembang menjadi SLE.
    Pengobatan penderita DLE selain dengan obat-obatan juga harus dilakukan edukasi pada penderita. Penderita harus menghindari trauma fisik, sinar matahari, stres emosional, dan lingkungan yang sangat dingin. Dengan demikian penderita harus memakai tabir surya baik tabir fisik berupa baju payung topi maupun tabir surya yang dioleskan pada badan.
    Pengobatan dapat menggunakan kloroquin 100mg/hari selama 3-6 minggu obat maksimal diberikan selama 3 bulan untuk menghindari kerusakan mata. Kortikosteroid sistemik dapat diberikan pada DLE diseminata. Pengobatan topikal menggunakan steroid topikal poten maupun suntikan triamsinolon asetat.
    Sistematik Lupus Eritematosus (SLE)
    Gejala klinis sangat bervariasi karena menyerang multiorgan. Spektrum klinis bervariasi dari penyakit yang akut, fulminan dan sangat berat sampai penyakit yang ringan. Manifestasi klinis dapat dibagi menjadi empat kelompok besar sebagai berikut:
    1. Gejala konstitusional berupa perasaan cepat lelah, penurunan berat badan dan demam merupakan gejala yang timbul selama berbulan-bulan sebelum ada gejala lain.
    2. Kelainan kulit dan mukosa berupa bercak merah pada kulit yang terutama pada area yang terpapar sinar matahari yang bersifat akut sub akut maupun kronis. Kelainan kulit non spesifik berupa vaskulitis, maupun Ranaud’s fenomen. Kelainan mukosa ditandai dengan ulkus/luka pada mukosa mulut. palatum, buccal dan gusi.
    3. Kelainan organ dalam yang menyerang ginjal, jantung dan paru serta hati berupa lupus nefritis yang menyebabkan proteinuria. Selain itu terjadi perikarditis, pleuritis dan maupun kolitis ulseratif dan hepatosplenomegali
    4. Kelainan pada sendi, tulang. otot, kelenjar getah bening, dan sistem saraf berupa atralgia, limfadenopati, neuropati, gangguan otak.
    Ada banyak pendapat bahwa penyakit ini disebabkan oleh interaksi antara faktor genetik dan imunologik, serta faktor hormonal. Penyakit ini dapat juga dinduksi oleh obat tertentu seperti procainamid, hidantoin, fenilbutazon, penisilin, streptomisin, tetrasiklin dan sulfonamid yang dikenal sebagai SLE like sindrom.
    Diagnosis SLE ditetapkan berdasarkan kriteria ARA, bila terdapat 4 kriteria dari 11 kriteria maka diagnosis SLE dapat ditegakkan. Kriteria ARA adalah sebagai berikut:
    Kriteria Ara
    1. Malar rash Discoid rash
    2. Photosensitivity
    3. Oral ulcers
    4. Arthritis
    5. Serositis
    6. Renal disorder
    7. Neurologic disorder
    8. Hematologic disorder
    9. Immunologic disorder
    10. Antinuclear antibody
    Pengobatan
    Seperti pada penderita DLE maka pada penderita SLE selain dengan obat-obatan juga harus dilakukan edukasi pada penderita. Penderita harus menghindari trauma fisik, sinar matahari, stres emosional, dan lingkungan yang sangat dingin. Dengan demikian penderita harus memakai tabir surya baik tabir fisik berupa baju payung topi maupun tabir surya yang dioleskan pada badan.
    Bila penderita SLE yang sedang fase akut harus dirawat. Terapi menggunakan kortikosteroid sistemik terutama pada penderita yang kritis, seperti krisis lupus nefritis, pleuritis, perikarditis, atau banyak mengalami hemoragi.
    Dosis kortikosteroid lebih banyak bergantung pada gejala klinis daripada hasil laboratorium, dapat diberikan prednison 1mg/kg berat badan atau 5 mg/minggu dan dicari dosis pemeliharaan yang diberikan selang sehari. Pada penderita kritis dimana SLE dalam kondisi mengancam jiwa penderita seperti pada nefritis dan gangguan kesadaran akibat serangan pada otak dapat diberikan kortikosteroid 1gr /hari selanjutnya bila kondisi telah membaik dapat dilakukan tapering/ penurunan dosis.
    Obat-obat antibiotik, antiviral dan antifungal harus diberikan, bila terdapat komplikasi, misalnya infeksi sekunder, pneumonia bakterial, atau infeksi virus, dan mikosis sistemik. Pada penderita SLE dengan anemia hemolitik atau lupus nefropatia acapkali dosis tinggi kortikosreroid tidak efektif, maka harus diberi terapi sitostatik, misalnya azatioprin 50-150 mg per hari, dengan dosis maksimal 200 mg per hari.
    Dapat pula diberikan siklofosfamid dengan dosis sama. Bila kurang jelas atau diantara para pembaca ada yang ingin bertanya tentang masalah kulit dan kelamin dapat menghubungi:hp 0818464018 atau pontianak post atau poli Kulit dan Kelamin RS Soedarso atau apotek Mitra jl Jend Urip.
    Team Pengasuh
    Sumber : Pontianak Post Online